12 September 2014
Another scene dimana saya harus terburu-buru menuju kota Palembang
karena sebuah telepon..
Another ICU room..
Another scene dimana saya lihat orang yang berarti dalam hidup saya
terbaring koma dengan sejumlah selang terhubung dengan tubuhnya..
Another sirine ambulance
yang melukai hati saya..
Another bendera tanda yang membuat perut saya mencelos ketika
menjejakkan kaki di halaman rumah..
Malam itu saya tiba di rumah
sakit sekitar pukul 22.17 WIB setelah menempuh perjalanan hampir enam jam lamanya.
Beliau sudah terbaring tak bersuara, tak juga ada gerakan. Hanya bunyi mesin
penanda detak jantung (entah apalah itu namanya) dan dadanya yang naik turun yang menunjukkan bahwa beliau
masih bernafas, masih ada, masih bersama saya, masih bersama kami..