Rambut panjangnya dibiarkan tergerai jatuh di bahu
kirinya. Tangan kirinya memegang sebuah buku paket Biologi hampir setebal hak
sepatu Ibunya. Matanya meneliti kata demi kata dari balik kacamata bacanya.
Sementara tangan kanannya ditugaskan untuk mencomoti setumpuk roti bakar keju
dengan bergegas, sesekali menyorongkan gelas susu coklat dari meja menuju
mulutnya. Sarapan praktis dikala ia sedang buru-buru karena ada ulangan. Tidak banyak
yang berubah dari diri cewek itu. Kecuali poninya yang hilang dan… seragamnya
yang tidak lagi putih biru; putih abu-abu.
‘Aku udah nih, Pa. Berangkat yuk!’ celoteh cewek itu
dengan mulut penuh roti yang bahkan belum ia telan sepenuhnya. Buru-buru ia
menandaskan susu coklatnya dan menutup buku pelajaran.
‘Bentar lagi, ya. Papa masih laper. Nasi goreng Mama
kamu lagi enak nih,' ujar Papa dengan logat Jawa yang kental.